19 November 2005

Pengamen Melby

Saya tinggal di Kota yang dijuluki 'four seasons in one day'. Emang bener banget. Kota ini memang cuacanya nggak konsisten sangat. Bahkan sampai ada pameo di sini: "if you don't like Melbourne's weather, just wait for ten minutes!" ha ha... how true! Contohnya beberapa hari lalu cuaca kota yang terkenal (nggak konsistennya) ini kembali menunjukkan taringnya, temperatur udara berubah dari sekitar 27 ke 15 derajat... cuma dalam 10 menit! Puih.. gimana nggak rusak ini badan. Dua orang teman saya jadi korbannya, terkapar dirumah karena pusing setelah kena panas lalu dingin kaya gitu.

Namun saya lumayan suka kota berpenduduk lebih kurang 3.5 juta ini. Disamping arsitekture bangunan-bangunannya yang indah, kota in nggak terlalu ramai seperti kota terbesarnya negara ini, tapi juga nggak terlalu sepi juga seperti ibukotanya negara ini. disini semua serba teratur karena memang sistem dan peraturan yang berjalan dengan baik. Kalau kita ingin keramaian, tinggal jalan ke downtownnya, tapi kalau anda ingin agak sepi, dengan naik tram sedikit saja ke suburbnya, pilih salah satu dari puluhan garden atau park yang ada kalau mau menyepi. Untuk soal yang satu ini kota ini memang nomor satunya. Nggak salah kalau semboyannya seperti yang sering terlihat di plat mobil-mobilnya "Victoria the Garden State". Ruang terbuka memang sangat diperhatikan oleh pemdanya.

Salah satu feature yang juga saya suka dari kota ini adalah para pengamennya atau biasa disebut street artist. Disini yang namanya pengamen (ngamen musik, ngamen lukis atau ngamen pertunjukan) sangat menghibur dan sangat profesional dalam berseni. Terkadang saya mikir juga, kemampuan mereka begitu bagusnya.. ngapain juga mereka ngamen. Mending terjun ke dunia pertunjukkan yang sesungguhnya.

Tapi ya sudah pilihan mereka kaya gitu, mungkin mereka merasa lebih bisa berekspresi kalau ngamen di jalan daripada di tempat yang komersil. Alhasil, publik kota ini beruntung bisa menikmati karya mereka dengan sedikit uang sedekah saja. Atau kalau nggak malu, nggak ngasih juga nggak apa-apa (huh emang maunya gratisan muluk!).

Disini saya postingkan beberapa aksi karya mereka:

Seorang pelukis jalanan (literary) sedang melukisi jalanan. Lukisan yang dia buat biasanya akan hilang setelah beberapa bulan karena terinjak-injak para pejalan kaki atau di gerus cuaca. Setelah itu sang seniman ini akan membuat karya-karya baru yang dengan tema lain yang nggak kalah bagusnya.

Pemain sirkus dan komedian jalanan. Aksi-aksi mereka sangat menegangkan tapi bisa juga mengocok perut dan bikin air mata keluar karena lawakan-lawakan segar mereka.

Ini mungkin pekerjaan paling enak di dunia. Patung hidup ini cuma bermodal berdiam diri dan menunggu koin-koin berdatangan. Indahnya hidup. Tapi sebetulnya susah juga yah kalau berdiam diri selama berjam-jam cuma buat menunggu recehan.

Seorang pengamen dari Iran dengan alat musik tradisionalnyaKalo nggak salah nama alat musiknya 'Santoor' atau apa. Saya sempet nanya tapi dasar nggak dicatet. Saya paling suka kalau sedang jalan di Swanston street dan orang ini sedang ngamen, saya diam sejenak mendengarkan musiknya yang menurut saya sangat indah. Saya sempet bilang ke dia kalau alat musiknya dia soundnya mirip dengan kecapi sunda. Tapi emang lebih bagus yang ini sih. Sumpe!

Pak tua dengan accordeonnya. Waktu tau dia mau saya foto, langsung deh masang topinya en nyengir ke kamera. Biar ngamen yang penting gaya kali yah?

Komedian jalanan. Orang ini sangat interaktif dalam menghibur. Seperti gambar diatas, dia melibatkan anak-anak yang diambil acak dari penonton.

Pengamen Aborigin sedang memainkan Didgeridoo, alat musik tradisional Australia. Perlu belajar lama cuma untuk bisa mengeluarkan suara dari alat musik ini.

Kadang-kadang para pengamen ini juga sudah mengeluarkan CD rekaman mereka yang di produksi secara independen, dan di jual sembari mereka bermain di jalan. Seperti gambar pemusik Didgeridoo diatas, tas terbuka di depan mereka itu adalah CD rekaman mereka yang dijual langsung di tempat.

Kalau soal seni jalanan Melbourne memang surganya. Sebetulnya nggak cuma di jalan sih.. berhubung keterbatasan kantong saya, sementara ini saya nikmatin seni jalanan saja dulu deh.

09 November 2005

Phototravelog, The Flinders Ranges

A couple of months ago I had a chance to travel to the Flinders Ranges, one of nature wonder of Australia, about 400 kms north of Adelaide. If you'd like to catc a glimpse of Australian outback, here is the place. We managed to get to Flinders Ranges and back to Adelaide, IN JUST ONE DAY! That's about 800 kms journey in a day. It took us about 6 hour to go there and 6 hour to go back with our rented car, since speed limits applied in South Australia (damn! :) ). Anyway, here I post some of the pictures.

A typical road on our way to Wilpena Pound, the visitor centre of the Flinders Ranges. I think this was between Hawker and Wilpena, not sure!


That's the Flinders Ranges outback, near Port Augusta.
The Southern Flinders Ranges, a breathtaking scenery...

The Castle Rock, a weird structure resembles ruins of a castle. But it is actually shaped by nature.


Meet this little cutie. A weird creature. I think this kind of dessert lizzard can only be found in Australia.Actually, within the caves of this hill you may see many indegenous Australian paintings, which dated back from thousands of years ago. But we did not have a chance to go inside.

The Gate of Wilpena Pound, Flinders Ranges National Park... finally we're here.

Inside the range of Northern Flinders Ranges mountains... it's beautiful but hard to catch it by my camera, you have to be there yourself to feel it.

Another side of the Northern Flinders Ranges mountains.

It was a fun trip. I really enjoyed it. But this enjoyment was almost ruined when our car almost run out of fuel On the way back to Adelaide, and no fuel station openned in all towns we passed. Well, what do you expect? It was around 9 pm, of course most of fuel stations in the small towns of Australia won't open after 5 pm.

Let me tell you about small towns of Australia. Population is usually between 50 (Fifty!) to 1000. Any population figures bigger than 1000 is usually considered as big enough towns. COmpare that to the population of a small village in Java which usually comprise of thousands in population. Ironic isn't it?

Well, Australia is big continent country with only 20 something millions population, and almost half of them live in just four cities: Sydney, Melbourne, Brisbane and Adelaide. No wonder many inland towns have only such a small population.

Anyway, we were fortunate that we still had enough fuel to detour our journey to the nearest big town called Port Pirie, halfway between Port Augusta and Adelaide, and lucky there is one fuel station that was still open at that hour. I couldn't imagine what will happened to us if we cannot find a single station and stranded in the middle of nowhere in the Australian outback.

03 November 2005

Saya marah

Saya kerap disebut oleh orang-orang yang mengenal saya sebagai orang yang terlalu nyantai, menghadapi segala sesuatu seperti tanpa rasa dan tanpa beban. Masa sih....?

Emang sih kadang2 saya juga heran dengan diri sendiri, kenapa sesuatu hal yang seharusnya saya tanggapi dengan penuh emosi, biasanya emosi panik atau marah, seringkali cuma saya hadapi dengan dingin saja. Dalam pikiran saya tuh, "ya sudahlah, kalau sudah begitu ya bagaimana lagi? Allah sudah menentukan begitu.. buat apa dipikirkan kembali? jalani saja konsekuensinya... yang penting jangan sampai kejadian seperti itu terulang lagi!" (tapi kadang2 terulang juga, namanya juga manusia :)

Walau begitu, meski saya rasanya sih jarang marah, saya mungkin sering banget bikin marah orang lain, sering sekali menyinggung perasaan orang lain. Tapi akibat terlalu nyantainya, saya sering nggak sadar kalau orang lain itu marah terhadap saya, tersinggung sama saya. Ooh alangkah bersalahnya saya terhadap orang-orang itu! Andai waktu bisa berulang sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki kembali.

Jadi buat semua teman-teman yang pernah saya buat marah >:(, pernah saya buat sedih<:(, pernah saya buat malu :">, pernah saya buat sakit-fisik ataupun mental =((, setulusnya dari lubuk jiwa yang paling dalam, mohon saya di maafkan >:D<. Yang pernah salah dengan saya... mmm... salah apa ya? kayaknya saya lupa tuh kalau pernah ada yang berbuat salah sama saya? Tapi kalau ada berbuat salah di masa depan Insya Allah sudah saya maafkan.

Selamat Hari Raya Iedul Fitri, Minal 'Aidin wal Fa'idzin. Taqabbalallahu Mina wa Minkum Shiyamana wa Shiyamakum. Amien.

01 November 2005

House of a hundred chimneys


I took this picture sometimes ago when I went to a town called Colac, in the interior of Victoria. When we passed this house I was amazed by the many chimneys this house has.

Well, it seems like one big house, But it is actually comprise of several flats. I was trying to catch its prettiness with my digital camera. It was hard, or maybe I should learn more about photography.