17 December 2005

Trans-Siberian Railway

Buat para "train enthusiasts", yang seneng traveling dengan kereta, perjalanan dari Lisbon di Portugal sampai ke Ho Chi Minh di Vietnam merupakan perjalanan paling menantang dan paling panjang yang mungkin dilakukan dengan kereta api. Saya pertama kali membaca mengenai perjalanan ini sewaktu saya masih SMP, dan sejak itu jadi salah satu impian saya untuk melakukannya, tentu saja kalau ada rejeki, waktu, umur, ijin, dan lain-lain :)

Sebetulnya nggak pernah sih bener-bener serius mikirin soal ini, sampai kemarin waktu saya sedang bersantai di Borders book store (yah, toko buku adalah tempat favorit saya untuk ngabisin waktu kalau nggak ada kerjaan... what a nerd I am, aren't I?), mata saya tertumbuk pada buku sebuah keluaran Lonely Planet berjudul Trans-Siberian Railway. What the..!?

FYI, lonely planet adalah penerbit yang spesialis ngeluarin buku buat yang suka travelling, berisi informasi mengenai satu tempat beserta bagaimana cara kesana, apa saja akomodasinya dan berapa perkiraan biayanya.

Bagus juga Lonely Planet ngeluarin buku mengenai perjalanan kereta api, Trans-Siberian pula! Biasanya yang mereka terbitkan hanya mengenai negara atau wilayah tertentu saja. Tiba-tiba perjalanan dari Lisbon ke Ho Chi Minh ini kok jadi terasa real dan memungkinkan ya? Udah deh, saya beli aja buku ini. Siapa tahu suatu saat nanti saya punya waktu, kesempatan, dan biaya :)

10 December 2005

Dammit

This damn thing just can't commit to what it said it would!

A promise has already been made, but with nothing delivered, it's just drive yours trully crazy. Yet if there is a good reason of why - the true one of course - there might still be a little bit of acceptance.

But with these lame excuses transmitted everytime a promise was not going to be delivered? Hate that mate, hate that! Just don't make any at all, if not sure. A responsibility to others is what it takes.

Oh shoot, I think I just broke out some precepts from my last post.....!

02 December 2005

Words of Guidance

I have a piece of paper that hanged gracefully in my cabinet door, with excerpt of wise words from The Book. It contains general guides for conducting my life. I thought I’d like to share some of these words with you.

Some of the lessons from The Book that apply to our general living

Respect:

  • Respect and honour all human beings irrespective of their religion, colour, race, gender, language, status, property, birth, profession/job and so on [17/70]

Communicate:

  • Talk straight, to the point, without any ambiguity or deception [33/70].
  • Choose best words to speak and say them in the best possible way [17/53, 2/83].
  • Do not shout. Speak politely keeping your voice low. [31/19].
  • Always speak the truth. Shun words that are deceitful and ostentatious [22/30].
  • Do not confound truth with falsehood [2/42].
  • Say with your mouth what is in your heart [3/167].
  • Speak in a civilised manner in a language that is recognised by the society and is commonly used [4/5].
  • Do not be a bragging boaster [31/18].
  • Do not talk, listen or do anything vain [23/3, 28/55].
  • Do not make mockery of others or ridicule others [49/11]
  • Do not defame others [49/11]
  • Do not insult others by nicknames [49/11]

Justice:

  • Ascertain the truth of any news, lest you smite someone in ignorance and afterwards repent of what you did [49/6].
  • Do not follow blindly any information of which you have no direct knowledge. (Using your faculties of perception and conception) you must verify it for yourself. In the Court of your Lord, you will be held accountable for your hearing, sight, and the faculty of reasoning [17/36].
  • Avoid suspicion and guesswork. Suspicion and guesswork might deplete your communal energy [49/12]
  • When you voice an opinion, be just, even if it is against a relative [6/152].
  • If you do not have complete knowledge about anything, better keep your mouth shut. You might think that speaking about something without full knowledge is a trivial matter. But it might have grave consequences [24/15-16].
  • When you hear something malicious about someone, keep a favourable view about him/her until you attain full knowledge about the matter. Consider others innocent until they are proven guilty with solid and truthful evidence [24/12-13].

Treating others:

  • Treat kindly: your parents, relatives, the orphans, and those who have been left alone in the society [4/36].
  • Take care of: The needy, the disabled, those whose hard earned income is insufficient to meet their needs, those whose businesses have stalled, and those who have lost their jobs. [4/36].
  • Treat kindly: your related and unrelated neighbours, companions by your side in public gatherings, or public transportation. [4/36].
  • Be nice to people who work under your care. [4/36]

Treating yourself:

  • Do not be jealous of those who are blessed. [4/54]
  • In your collective life, make rooms for others. [58/11]
  • Eat and drink [what is lawful] in moderation. [7/31]
  • Fulfil your promises and commitments. [17/34]
  • Keep yourself clean, pure. [9/108, 4/43, 5/6]
  • Dress-up in agreeable attire and adorn yourself with exquisite character from inside out [7/26].

Being sincere

  • Do not follow up what you have given to others to afflict them with reminders of your generosity [2/262].
  • Do not expect a return for your good behaviour, not even thanks [76/9].
  • Do no try to impress people on account of self-proclaimed virtues [53/32].


Being an example:

  • You should enjoin right conduct on others but mend your own ways first. Actions speak louder than words. You must first practice good deeds yourself, then preach [2/44].
  • Correct yourself and your families first [before trying to correct others] [66/6].

Avoidance:

  • Leave to themselves those who do not give any importance to the Divine code and have adopted and consider it as mere play and amusement [6/70]
  • Sit not in the company of those who ridicule Divine Law unless they engage in some other conversation [4/140]

I try to follow those words all the time. But reflecting what I have achieved and done so far… O Allah… how disgrace I must be in front of You. I think I haven’t even done a tiny bit. O Rabbi, would you give me strength to follow Your way?

19 November 2005

Pengamen Melby

Saya tinggal di Kota yang dijuluki 'four seasons in one day'. Emang bener banget. Kota ini memang cuacanya nggak konsisten sangat. Bahkan sampai ada pameo di sini: "if you don't like Melbourne's weather, just wait for ten minutes!" ha ha... how true! Contohnya beberapa hari lalu cuaca kota yang terkenal (nggak konsistennya) ini kembali menunjukkan taringnya, temperatur udara berubah dari sekitar 27 ke 15 derajat... cuma dalam 10 menit! Puih.. gimana nggak rusak ini badan. Dua orang teman saya jadi korbannya, terkapar dirumah karena pusing setelah kena panas lalu dingin kaya gitu.

Namun saya lumayan suka kota berpenduduk lebih kurang 3.5 juta ini. Disamping arsitekture bangunan-bangunannya yang indah, kota in nggak terlalu ramai seperti kota terbesarnya negara ini, tapi juga nggak terlalu sepi juga seperti ibukotanya negara ini. disini semua serba teratur karena memang sistem dan peraturan yang berjalan dengan baik. Kalau kita ingin keramaian, tinggal jalan ke downtownnya, tapi kalau anda ingin agak sepi, dengan naik tram sedikit saja ke suburbnya, pilih salah satu dari puluhan garden atau park yang ada kalau mau menyepi. Untuk soal yang satu ini kota ini memang nomor satunya. Nggak salah kalau semboyannya seperti yang sering terlihat di plat mobil-mobilnya "Victoria the Garden State". Ruang terbuka memang sangat diperhatikan oleh pemdanya.

Salah satu feature yang juga saya suka dari kota ini adalah para pengamennya atau biasa disebut street artist. Disini yang namanya pengamen (ngamen musik, ngamen lukis atau ngamen pertunjukan) sangat menghibur dan sangat profesional dalam berseni. Terkadang saya mikir juga, kemampuan mereka begitu bagusnya.. ngapain juga mereka ngamen. Mending terjun ke dunia pertunjukkan yang sesungguhnya.

Tapi ya sudah pilihan mereka kaya gitu, mungkin mereka merasa lebih bisa berekspresi kalau ngamen di jalan daripada di tempat yang komersil. Alhasil, publik kota ini beruntung bisa menikmati karya mereka dengan sedikit uang sedekah saja. Atau kalau nggak malu, nggak ngasih juga nggak apa-apa (huh emang maunya gratisan muluk!).

Disini saya postingkan beberapa aksi karya mereka:

Seorang pelukis jalanan (literary) sedang melukisi jalanan. Lukisan yang dia buat biasanya akan hilang setelah beberapa bulan karena terinjak-injak para pejalan kaki atau di gerus cuaca. Setelah itu sang seniman ini akan membuat karya-karya baru yang dengan tema lain yang nggak kalah bagusnya.

Pemain sirkus dan komedian jalanan. Aksi-aksi mereka sangat menegangkan tapi bisa juga mengocok perut dan bikin air mata keluar karena lawakan-lawakan segar mereka.

Ini mungkin pekerjaan paling enak di dunia. Patung hidup ini cuma bermodal berdiam diri dan menunggu koin-koin berdatangan. Indahnya hidup. Tapi sebetulnya susah juga yah kalau berdiam diri selama berjam-jam cuma buat menunggu recehan.

Seorang pengamen dari Iran dengan alat musik tradisionalnyaKalo nggak salah nama alat musiknya 'Santoor' atau apa. Saya sempet nanya tapi dasar nggak dicatet. Saya paling suka kalau sedang jalan di Swanston street dan orang ini sedang ngamen, saya diam sejenak mendengarkan musiknya yang menurut saya sangat indah. Saya sempet bilang ke dia kalau alat musiknya dia soundnya mirip dengan kecapi sunda. Tapi emang lebih bagus yang ini sih. Sumpe!

Pak tua dengan accordeonnya. Waktu tau dia mau saya foto, langsung deh masang topinya en nyengir ke kamera. Biar ngamen yang penting gaya kali yah?

Komedian jalanan. Orang ini sangat interaktif dalam menghibur. Seperti gambar diatas, dia melibatkan anak-anak yang diambil acak dari penonton.

Pengamen Aborigin sedang memainkan Didgeridoo, alat musik tradisional Australia. Perlu belajar lama cuma untuk bisa mengeluarkan suara dari alat musik ini.

Kadang-kadang para pengamen ini juga sudah mengeluarkan CD rekaman mereka yang di produksi secara independen, dan di jual sembari mereka bermain di jalan. Seperti gambar pemusik Didgeridoo diatas, tas terbuka di depan mereka itu adalah CD rekaman mereka yang dijual langsung di tempat.

Kalau soal seni jalanan Melbourne memang surganya. Sebetulnya nggak cuma di jalan sih.. berhubung keterbatasan kantong saya, sementara ini saya nikmatin seni jalanan saja dulu deh.

09 November 2005

Phototravelog, The Flinders Ranges

A couple of months ago I had a chance to travel to the Flinders Ranges, one of nature wonder of Australia, about 400 kms north of Adelaide. If you'd like to catc a glimpse of Australian outback, here is the place. We managed to get to Flinders Ranges and back to Adelaide, IN JUST ONE DAY! That's about 800 kms journey in a day. It took us about 6 hour to go there and 6 hour to go back with our rented car, since speed limits applied in South Australia (damn! :) ). Anyway, here I post some of the pictures.

A typical road on our way to Wilpena Pound, the visitor centre of the Flinders Ranges. I think this was between Hawker and Wilpena, not sure!


That's the Flinders Ranges outback, near Port Augusta.
The Southern Flinders Ranges, a breathtaking scenery...

The Castle Rock, a weird structure resembles ruins of a castle. But it is actually shaped by nature.


Meet this little cutie. A weird creature. I think this kind of dessert lizzard can only be found in Australia.Actually, within the caves of this hill you may see many indegenous Australian paintings, which dated back from thousands of years ago. But we did not have a chance to go inside.

The Gate of Wilpena Pound, Flinders Ranges National Park... finally we're here.

Inside the range of Northern Flinders Ranges mountains... it's beautiful but hard to catch it by my camera, you have to be there yourself to feel it.

Another side of the Northern Flinders Ranges mountains.

It was a fun trip. I really enjoyed it. But this enjoyment was almost ruined when our car almost run out of fuel On the way back to Adelaide, and no fuel station openned in all towns we passed. Well, what do you expect? It was around 9 pm, of course most of fuel stations in the small towns of Australia won't open after 5 pm.

Let me tell you about small towns of Australia. Population is usually between 50 (Fifty!) to 1000. Any population figures bigger than 1000 is usually considered as big enough towns. COmpare that to the population of a small village in Java which usually comprise of thousands in population. Ironic isn't it?

Well, Australia is big continent country with only 20 something millions population, and almost half of them live in just four cities: Sydney, Melbourne, Brisbane and Adelaide. No wonder many inland towns have only such a small population.

Anyway, we were fortunate that we still had enough fuel to detour our journey to the nearest big town called Port Pirie, halfway between Port Augusta and Adelaide, and lucky there is one fuel station that was still open at that hour. I couldn't imagine what will happened to us if we cannot find a single station and stranded in the middle of nowhere in the Australian outback.

03 November 2005

Saya marah

Saya kerap disebut oleh orang-orang yang mengenal saya sebagai orang yang terlalu nyantai, menghadapi segala sesuatu seperti tanpa rasa dan tanpa beban. Masa sih....?

Emang sih kadang2 saya juga heran dengan diri sendiri, kenapa sesuatu hal yang seharusnya saya tanggapi dengan penuh emosi, biasanya emosi panik atau marah, seringkali cuma saya hadapi dengan dingin saja. Dalam pikiran saya tuh, "ya sudahlah, kalau sudah begitu ya bagaimana lagi? Allah sudah menentukan begitu.. buat apa dipikirkan kembali? jalani saja konsekuensinya... yang penting jangan sampai kejadian seperti itu terulang lagi!" (tapi kadang2 terulang juga, namanya juga manusia :)

Walau begitu, meski saya rasanya sih jarang marah, saya mungkin sering banget bikin marah orang lain, sering sekali menyinggung perasaan orang lain. Tapi akibat terlalu nyantainya, saya sering nggak sadar kalau orang lain itu marah terhadap saya, tersinggung sama saya. Ooh alangkah bersalahnya saya terhadap orang-orang itu! Andai waktu bisa berulang sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki kembali.

Jadi buat semua teman-teman yang pernah saya buat marah >:(, pernah saya buat sedih<:(, pernah saya buat malu :">, pernah saya buat sakit-fisik ataupun mental =((, setulusnya dari lubuk jiwa yang paling dalam, mohon saya di maafkan >:D<. Yang pernah salah dengan saya... mmm... salah apa ya? kayaknya saya lupa tuh kalau pernah ada yang berbuat salah sama saya? Tapi kalau ada berbuat salah di masa depan Insya Allah sudah saya maafkan.

Selamat Hari Raya Iedul Fitri, Minal 'Aidin wal Fa'idzin. Taqabbalallahu Mina wa Minkum Shiyamana wa Shiyamakum. Amien.

01 November 2005

House of a hundred chimneys


I took this picture sometimes ago when I went to a town called Colac, in the interior of Victoria. When we passed this house I was amazed by the many chimneys this house has.

Well, it seems like one big house, But it is actually comprise of several flats. I was trying to catch its prettiness with my digital camera. It was hard, or maybe I should learn more about photography.

22 October 2005

How to be creative?

Berhubung belum ada gambar yang pantas dipostingkan saat ini jadi pengen ngelantur sebentar ah.

(ngelantur mode: on)

Kenapa ya, kebanyakan hasil karya dari orang-orang yang putus cinta, ataupun karya-karya yang temanya putus cinta itu biasanya nan kreatif dan bagus-bagus? Cobalah lihat puisi-puisi yang temanya putus cinta atau lagu-lagu tentang ditinggal pacar, indah nian mengalun hati.

Atau cobalah lihat blog-blog jeritan jiwa dari orang-orang yang putus cinta... wah sangat menyentuh kalbu, penuh dengan refleksi diri serta nasehat dan mutiara-mutiara kehidupan yang sangat berharga.

Apa kita harus mengalami putus cinta dulu supaya jadi kreatif? Kalau saja kita jadi kreatif!? kalau malah menghancurkan diri gimana hayoo!?

(ngelantur mode: off)

19 August 2005

Melbourne Graffitties

Kalau kita bicara tentang graffiti, apa yang terbayang di benak anda? Mungkin sekali anda berpikir graffiti adalah pekerjaan para vandalis, biasanya anak-anak ABG, yang kerjanya merusak keindahan ruang publik kota. Pikiran seperti itu tidak salah, tapi pernahkah anda berpikir graffiti sebagai sebuah bentuk ekspresi seni?

Jakarta mungkin sudah tidak asing lagi dengan graffiti-graffiti yang biasanya berupa coretan nama sekolah atau gank-gank cere ABG, meskipun ya itu, cuma sebatas coretan-coretan anak-anak yang tampaknya baru belajar menulis. Kalau ditanya kenapa mereka melakukan hal ini, sebagian mungkin (ini spekulasi, soalnya gue nggak pernah bikin riset) akan bilang bahwa graffiti ini adalah bentuk ekspresi mereka ataupun bentuk perlawanan mereka terhadap kemapanan, dll dsb, yang pasti menurut gue ekspresi mereka jauh dari yang namanya seni dan memang lebih cenderung kepada perbuatan vandalis.

Vandalisme graffiti ini telah menjadi masalah besar hampir semua kota besar dunia tidak cuma Jakarta, dan pasti butuh biaya yang lumayan besar untuk membersihkannya. Well, pendapat terbagi dua mengenai masalah ini, paling tidak di kota Melbourne. Sebagian orang menganggap graffiti sebagai bentuk ekspresi seni yang justru memperkuat image Melbourne sebagai "city of art" tapi sebagian lagi (dan ini sepertinya bagian terbesar) menganggap Graffiti yang bertebaran disini sebagai pengotor pandangan yang harus diberantas.

Beberapa tahun lalu graffiti sebagai sebuah bentuk seni pernah berusaha di populerkan sebagai bagian dari acara JakArt festival, dengan cara melukisi tiang-tiang jalan layang di Jakarta, lumayan sukses, meskipun kabarnya sempat harus bersitegang dahulu dengan pemda DKI yang menghapusi lukisan-lukisan tersebut dengan alasan mengganggu keindahan. Nampaknya panitia kurang berkoordinasi denga Pemda barangkali ya? Tapi graffiti tersebut dibuat karena disuruh, dan mereka yang mengerjakannya kebanyakan mahasiswa-mahasiswa senirupa, yang sedikit banyak sudah terkooptasi, paling tidak mengenai tema yang harus mereka lukis dalam graffitinya sehingga graffiti sebagai sebuah bentuk seni yang ‘raw’ hilang jadinya.

Baru-baru ini saya menyaksikan pemutaran film yang judulnya Rash sebagai bagian dari acara Melbourne International Film Festival. Film ini menceritakan artis-artis graffiti underground Melbourne dan ekspresi mereka pada dinding-dinding gang dan stasiun-stasiun kereta kota ini. Masalah graffiti illegal sudah menjadi masalah yang akut buat pemerintah kota Melbourne. Tentu saja, karena menurut film ini, Melbourne ternyata sudah menjadi ibukota para artis graffiti underground se-Aussie. Bahkan Melbourne Graffiti sudah mempunyai website sendiri untuk yang salah satunya contentnya menghadirkan graffiti-graffiti di Melbourne.

Para graffiter dari kota-kota besar di Aussie datang ke Melbourne untuk menunjukkan kebolehannya, ilegal tentunya, dan hasil karya mereka ditampilkan pada sebuah galleri underground yang di koordinasikan Ha Ha, julukan salah seorang graffiter tersohor di Melbourne. Para artis ini (kalau mereka boleh disebut artis) bahkan bukan cuma berasal dari Aussie, namun juga dari kota negara lain seperti Berlin, New York, Helsinki, dll. Nggak heran kalau pemda kota ini dibikin pusing oleh masalah ini, apalagi ditekan oleh makin dekatnya pelaksanaan Olimpiade Persemakmuran 2006, yang berarti Melbourne harus selalu terlihat rapi dan manis selama pelaksanaan olimpiade.

Setelah melihat film ini saya menjadi ternganga-nganga, ternyata kemampuan para vandal ini sudah sangat tinggi, media yang mereka gunakan sudah bukan sekedar aerosol paint saja, tapi juga spidol, stiker, bahkan benda-benda yang ditempelkan ke dinding. Demikian juga pesan-pesan yang mereka sampaikan sangat beragam, mulai dari sekedar menulis nama julukannya sampai pesan-pesan sosial, politik dan lingkungan. Ini beberapa karya mereka yang berhasil saya kumpulkan.

Beberapa karya graffiti konvensional, biasanya berupa signature pembuatnya:







Graffiti yang berupa karakter atau figur:













Graffiti berupa instalasi:



Dan graffiti yang berupa pesan2 politik/lingkungan:

NB: cobalah baca tulisan yang ditulis dengan warna hitam :)

Bagaimana? menarik bukan? Kalau tulisan saya ini berhasil menarik satu orang saja, untuk berubah pendapat bahwa street graffiti itu bukan kejahatan.. maka misi saya berhasil :)

Untill next time!

04 July 2005

Loose that potbelly, santa!

A picture from Coburg area, within the proximity of my home. Nice... he he he.


the fat man got trapped

22 June 2005

Devil and Beaut Scenery

One of the most amazing place I have travelled while I'm here , is maybe this place. Well, when I first came to this country, trully I felt dissapointed of what this land can offer. How can't I if most of this country's landscape is like the picture below





or even worse. How can you blame them, the country is known to be placed in the driest landmass on the earth, no wonda..!

However, after I travel much further from the city I reside, I found out that this land actually have much more to offer than just the dry farm fields. Even in the dryness of the dessert land there are beauties.

But this place I visited is far from being dry. The landscape of this sstate is totally different from its fellow states of this country. Well how I wouldn't open up my jaw when viewing something like the picture below.



This land offers much more beauty than just that. But I guess you can see for yourself from their tourism website, so I won't bother to show other pictures of this land's landscape.

This place is also home of one unique animal that has become the cartoon figure in Warner Brother's Looney Toons. Anybody like Tazz??? Well I was lucky to be able catch the picture of this animal in its real habitat.




Cute, isn't it? But not until you hear it screams. It can make your ear deaf if you get too close while it scream. No wonder it is called the devil of this land.

In other time, while me and my friends are on my way there, we saw this beautiful house full of lights that we decided to stop and take a picture. It was Christmas time and the lights were put up to celebrate this. But may be the owner of the house just too carried away, anyway it was beautiful.




Sorry if the picture is a little bit blurr, but you can still see the beauty, can't you?

Untill next time.

16 June 2005

Rencana ngabisin duwit

Waaaaaaaaaaaaa, rasanya pengen teriak supaya orang sekota tau, gimana leganya gue setelah menyerahkan tugas terakhir untuk semester ini. Rasanya udah jadi kaya Son go ku yang berhasil ngancurin gunung essay. Fuih, dua puluh ribu kata untuk semester ini (ditambah beberapa kali presentasi) berhasil gue lewati, tapi nggak tau selamat apa nggak. Cuma sekarang gue malah jadi bingung, sekarang ada waktu dua bulan liburan mau kemana ya....?

Selama hampir satu setengah tahun gue disini, rasanya hampir semua tempat yang esensial di negeri ini udah gue jelajahin. Tapi emang sebelum ini karena gue punya temen yang mau ngajak atawa diajak jalan2 ke tempat2 yang super aneh sekalipun (kebanyakan sih temen gue yang punya ide). Sayang dia udah pulang ke negeri tercinta.

Sekarang gue nih yang harus kreatif nyari tempat2 yang super aneh, kalo nggak bisa mati bosen. Udah jadi misi gue sejak gue pertama kesini buat jelajahin ini negeri, biar gak mati penasaran kalo gue udah pulang nanti.

Sampai nanti.. bye

06 May 2005

Architecture in where....?

Ada yang pernah denger grup band yang namanya Architecture in Helsinki nggak? Grup yang biasa disingkat AIH adalah salah satu grup lokal yang berasal dari sini, yang kabarnya berhasil menembus pasar Amrik. Hmm sounds cool!!??

Tapi biarpun udah berhasil ke amrik, grup ini rada2 belum di kenal di kancah permusikan dunia. Jangankan dunia, di orang2 kota ini aja jarang yang pernah denger namanya? Aliran musik AIH ini emang rada2 unik dan agak asing buat mereka2 yang biasa ngedengerin pop. Jadi bisa dibayangkan betapa herannya gue waktu seorang teman dari kampung halaman ngimel minta info tentang band ini, gue aja yang disini juga gak pernah denger.

Di kalangan teman2, gue dikenal sebagai penggemar musik-musik "aneh" dan unik, (pernah gue dihujat gara2 selalu mendengarkan CD Bjork :) ), tapi emang belum ada apa2nya sih dibanding teman satu kampung halaman ini. So gue tertarik deh untuk nyari tau tentang grup ini, dan alhamdulillah berhasil mendapatkan cd AIH di sebuah toko musik yang memang khusus menjual cd-cd musik untuk collector items . Hmmm, I think this group is not bad, not bad at all....

Musik2 AIH sebenarnya bisa dibilang sangat sederhana, bahkan terlalu sederhana untuk sebuah band yang beranggotakan 8 orang!! Sound yang mereka hasilkan sangat irit sehingga kalau kita tidak lihat kover dalamnya mungkin kita menyangka band ini cuma terdiri dari 3 sampai 4 orang saja. Tapi sound yang mereka hasilkan memang unik dan enak untuk dinikmati.

Baidewai, musik2 mereka tidak cukup "aneh" kok sehingga bisa bikin gue dihujat oleh temen2... :)

03 May 2005

Arts all over

Well, I'm afraid I will turn this blog into a photoblog... shame on me for my lack of interest to write. Having said that, the photos I post here are also part of my experience living in this city. I only have one more year to go before they kick me out of here, back to my beloved hometown.

Last week I took a walk in the southern side of the city. The area is quite new, and I think it will become a new tourist precinct (not that this city doesn't have many of them). What attracted me so much was the many unique art pieces there. This area have been an open air art museum if you can say that. But many of this arts are for sale. Here are a couple of arts shown there.




What's that on the tree? Is it a bird? Is it a fruit? No, it's a cow!
-



How's the connection between turtle and the world? Very fragile.

Quite unique eh? By the way, the turtle is for sale, but the cow's not. I think because the cow has become a landmark of the area.

26 April 2005

Pizza from Heaven

Baru-baru ini kami jalan ke sebuah kota kecil di suburb. Penduduk kota tersebut mengklaim dirinya sebagai orang-orang yang relijius (at least that was what they wrote on their brochure..). Saking relijiusnya, kota tersebut bahkan punya sebuah restoran Pancake Pizza yang serasa surga... Well, see for your self.






Jika anda ingin segera ke surga, tidak ada salahnya mampir ke tempat ini.

12 April 2005

For a start

Baru tau saya kalau ada dunia ngenet yang namanya blog!

Saya ini tipe orang yang nggak biasa bikin buku harian, jangankan di Internet. Buku agenda saja yang dapatnya gratisan dari universitasku gak pernah terisi sebiji huruf pun.

Mungkin dengan disini bisa kucurahkan segala kekesalan maupun kebahagiaan yang aku alami sehari-hari di kotaku yang tidak jelas cuacanya ini.

Salute!